Profesor Joko
Hermanto dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB menyebutkan
sekurangnya ada tiga-empat cara untuk membedakan mana daging sapi asli
maupun daging sapi campuran.
“Ada lima cara
daging membedakan daging sapi dan babi,” kata Joko. Secara kasat mata
ada lima aspek yang terlihat berbeda antara daging celeng dan sapi yaitu
warna, serat daging, tipe lemak, aroma, dan tekstur.
1. Wana Daging
Daging sapi lebih merah dari babi. Sebaliknya, daging babi tampak pucat.
2. Serat daging
Guratan serat daging sapi tebih jelas dan kentara dibanding daging babi.
3. Lemak
Daging celeng
mempunyai tekstur lemah yang lebih elastic, sebaliknya tekstur lemak
sapi terlihat kaku dan berbentuk. Lemak celeng sangat basah dan sulit
dilepaskan dari daging. Namun, untuk bagian tertentu seperti ginjal,
lemak celeng mirip dengan sapi.
Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Koesmayadi Tatang Padmadinata juga
menjelaskan, daging celeng lebih kelihatan berminyak dibanding daging
sapi.
4. Tekstur Daging
Daging sapi memiliki tekstur yang lebih kaku dan padat dibanding dengan daging celeng yang lembek dan mudah diregangkan.
5. Aroma
Daging celeng
memiliki aroma khas tersendiri, sebaliknya sapi terasa anyir. Joko
mengatakan, cara paling ampuh untuk membedakan antar kedua daging ini
memang dari aromanya, walaupun kedua jenis daging itu sudah dicampur.
Namun, butuh waktu untuk bisa membedakan secara cepat.
Yang mudah
diamati, penjualan daging oplosan biasanya dilakukan menyendiri, tidak
terang atau remang-remang, dan tidak dipajang. Harganya pun juga relatif
lebih murah.
Daging Gelonggongan
Ada daging sapi
yang tidak dioplos, tapi haram dikonsumsi, yaitu daging gelonggongan.
Daging ini mengandung air yang cukup banyak. Sebelum disembelih, si
pemilik atau tukang jagalnya memberi minuman air sebanyak-banyaknya
kepada sapinya, dan dengan cara dipaksa.
Biasanya, ini
kata Kepala Koesmayadi, daging biasa dipajang dengan cara digantung.
“Sedangkan daging gelonggongan tidak digantung, sebab, jika digantung
akan tampak airnya menetes-netes,” kata dia.
Masyarakat juga
diminta berhati-hati dengan kemungkinan daging oplosan. Daging oplosan
tidak hanya sapi dengan babi atau celeng, tapi juga daging ayam dengan
daging tikus. Biasanya, tulang tikus lebih kecil dibanding tulang ayam.
Biasanya, untuk mie ayam.
Daging oplosan
juga dipakai sebagai bahan untuk membuat bakso. Oplosan itu kadang
dengan perbandingan 3:2 bahkan 2:2 atau 2:3. Tak jarang pula 1:3, yaitu
satu bagian daging sapi dan tiga bagian babi atau celeng.
Sebetulnya,
pembuat bakso tak harus mencampur dengan daging yang haram, tapi dengan
mencampuri tepung terigu dan tapioka. Tindakan tidak terpuji tak jarang
pula dilakukan dengan menambahkan boraks ke dalam adonan bakso. Boraks
akan memberi kesan kenyal dank eras.
Padahal, boraks
adalah bahan yang dipakai untuk mengawetkan jenazah. Sedangkan bahan
campuran dari formalin dipakai agar makanan seperti bakso, juga tahu
tidak lekas basi.
No comments:
Post a Comment